Laman

Rabu, 22 Februari 2012

Kado Untuk Tiara 2

Lanjutan “Kado Untuk Tiara”

            Esok harinya, sekitar pukul 4 subuh, cowo itu pun mengucapkan selamat ulang tahun kepada Tiara lewat sms, dan di dalam sms itu, sang cowo langsung mengutarakan perasaannya kepada Tiara. Namun, Tiara baru membaca sms itu setalah ia terjaga dari tidurnya yang nyeyak. Dan, Tiara pun kemudian membaca sms itu dengan perasaan yang berbunga-bunga, sebab orang yang ia cintai, sukai, kagumi, dan ia butuhkan mengutarakan perasaannya saat Tiara sedang berulang tahun. Alangkah senang hati Tiara mendapat kejutan dari cowo itu. Tak kiranya Tiara bersyukur atas apa yang ia dapatkan itu.
            Kemudian Tiara segera membalas sms dari cowo itu, dan Tiara jawab “Makasih ya ka sudah ngucapin selamat untuk Tiara & Tiara mau kok pacaran sama kaka.”
            “Iya sama-sama, hehehehe..... beneran mau nih dhe-dhe pacaran sama kaka ?” jawab cowo itu memastikan.
            “Beneran kok ka !!” jawab Tiara lagi.
            Sejak pagi itu, mereka berdua jadian. Kemudian layaknya orang yang baru kenalan, mereka terus mencoba saling mengenal satu sama lain. Dan, mereka juga selalu bersikap terbuka agar dapat saling memahami. Tapi satu hal yang membuat mereka berbeda jauh, yaitu keadaan ekonomi mereka. Tiara yang hadir dalam cowo itu bukanlah orang biasa, dia adalah anak seorang pengusaha sukses di Jakarta, dengan bergelimpah kekayaan yang banyak, berbanding terbalik dengan keadaan pacarnya, cowo itu hanyalah anak seorang pegawai biasa yang dibesarkan di sebuah kota kecil di daerah Bali. Tapi semua perbedaan yang melekat pada mereka berdua, tidak berarti apa-apa dengan kasih & sayang yang mereka berdua miliki. Tak ada lagi kekosongan di hati mereka berdua, karena mereka kini sudah saling melengkapi.
            Seminggu sudah Tiara menjalin hubungan dengan cowo itu, meski Tiara sadar & tahu bahwa dia gak mungkin untuk menemui cowo itu secepatnya, tetapi Tiara tetap setia kepadanya. Hampir tiada hari tanpa sms atau telpon dari cowo itu, setidaknya itu dapat menghibur suasana hati Tiara yang sedang kesepian dan merana.
            Sejak orang tuanya sibuk dengan urusan bisnis, Tiara merasa ada yang kurang dihidupnya. Tak ada kasih sayang sehangat dulu, seperti saat kecil. Kini, Tiara tinggal bersama pembantu & supirnya saja. Orang tuanya jarang sekali menemui Tiara, kadang hanya sebulan sekali atau dua bulan sekali. Meski dia bergelimang harta, tapi apa artinyalah itu tanpa kasih sayang orang tua.
Malam itu, seperti biasanya Tiara sms-an dengan pacarnya. Entah kenapa malam itu Tiara merasa mual dan pusing, tapi dia tidak memberi tahu pada pacarnya. Hanya pembantunya yang tahu, kemudian pembantunya mengabarkan hal tersebut kepada orang tua Tiara.
“Selamat malam Tuan, ini saya Iyem” ucap pembantu Tiara.
“Iya, ada apa Yem telpon saya” sahut ayahnya Tiara.
“Non Tiara sakit Tuan!” balas Iyem.
“Tiara sakit? Sakit apa dia, setahu saya dia baik-baik saja” jawab ayah Tiara.
“Non Tiara udah beberapa hari ini gak mau makan, kalau pun dia mau makan, non Tiara makannya hanya sedikit saja.” sahut Iyem.
“Kenapa dia gak mau makan beberapa hari ini ?” jawab ayah Tiara.
“Katanya, non Tiara kangen sama Tuan & Nyonya.” jawab Iyem lagi.
“Sebenarnya saya kasihan sama dia, tapi sekarang saya lagi sibuk banget dengan pekerjaan saja, saya cuma titip salam saja ya bi sama Tiara.” balas ayah Tiara.